gunalam

Minggu, 05 Januari 2014

Relativitas Jarak dan Waktu

kenapa saat kita pulang dari tujuan, terasa cepat sampai dibanding saat berangkatnya?
Hahaha.. ini sering kali terjadi saat kita bepergian. Saat berangkat, kadang kita menggerutu, "ugh.. kok lama amat gak nyampe-nyampe!". Tapi begitu pulangnya, "lho..lho.. kok udah sampe sini, bentar lagi nyampe rumah..". Padehal sih jarak dan waktu tempuhnya sama.

Sebetulnya apa yang terjadi?

Judul di atas bukan berarti mau menyaingi teory relativitas Mbah Einstein, tapi malah terinspirasi beliau dengan pendekatan berbeda, coz gw bukan ahli fisika.

Lalu teory apa yang bisa menjelaskan fenomena di atas?
Nah.. seperti ini teorynya. Kenapa saat berangkat terasa lebih lambat dan jauh daripada pulangnya? itu karena "harapan" mendahului "kecepatan".

Hmmm... mari kita simulasikan.
Misalkan rumah lo di Jakarta. mau ada acara di Bandung. Nah.. saat ada niat lo mau berangkat ke Bandung, secara tidak sadar pikiran atau harapan lo udah duluan sampai di sana (Bandung). Dalam angan lo mulai terbayang nanti akan ketemu siapa, di mana, makan apa dan lain-lain. Hal seperti inilah yang mendorong harapan lo ingin cepet sampai.

Sederhananya kek gini, harapan lo sudah sampai Bandung, sementara lo masih ada dalam perjalanan. Separuh jiwa lo sudah ada di bandung.. menunggu kedatangan separuh jiwa lo yang masih dalam perjalanan, hehehe.. (ini umpama lho..). Nah.. menunggu inilah yang buat waktu terasa lama. Jika dalam perjalanan, jarakpun jadi terasa lebih jauh. Perjalanan akan terasa semakin jauh dan lama jika kita sudah janjian ketemu atau ada acara pada jam tertentu. Karena saat janjian ketemu seminggu atau beberapa hari sebelumnya 'harapan' kita sudah sampai duluan di sana. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin cepat harapan kita sampai di tujuan, semakin terasa lambat dan jauh perjalanan kita.

Ketika pulang, perasaan sudah lega karena tadi sudah sampai tujuan atau kabul hajatnya. Maka ketika dalam perjalanan pulang tiba-tiba kita lebih menikmati perjalanan, kadang juga ketiduran sih. Biarpun laju kendaraan lebih santai, tapi terasa lebih cepat aja tiba di rumah.

Tapi bisa juga perjalanan pulang jadi lambat dan jauh. Ya itu tadi, biang keroknya harapan mendahului kecepatan. Pernah habis kondangan keluarga dari Semarang, Pak Lik sadar hari sudah sore dan teringat ayam-ayamnya belum dimasukin kandang. Maka otomatis harapannya sudah tiba di rumahnya, masukin ayam-ayam ke kandangnya. Maka gw nyupir ngebut pulang ke Kebumen, karena perjalanan lumayan kosong dan lancar, gw merasa lebih cepat dari perjalanan berangkatnya tadi. Tapi.. tiap melewati kota-kota kecil kecamatan, Pak Lik selalu tanya, "sampe mana nih.. aduh.. masih jauh ya, berapa jam lagi nyampe..?". hehehe..

Trus gimana dong biar perjalanan tidak merasa lebih lambat dan jauh?
Karena kita sudah mengetahui rumusnya, ya tinggal memenej harapan kita. Yaitu harapan jangan mendahului kecepatan. Artinya nikmati saja perjalanannya. Seperti pengantin baru yang menikmati malamnya, hingga tak terasa cepat ketemu pagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar