gunalam

Selasa, 05 Februari 2013

ISASI

Kepada pemeluk gunalam atau calon pemeluk gunalam dimanapun berada.

Walau aku yang hanya pencetus ide agama gunalam ini lahir dan besar di tanah Jawa. Tapi bila..
Engkau orang Batak, tetaplah berjatidiri sebagai orang Batak.
Engkau orang Betawi, tetaplah jadi orang Betawi.
Engkau orang Jepang, tetaplah dengan kejepangan kamu.
Engkau orang Somalia, silahkan tetap jadi orang Somalia.
Engkau orang China, silahkan bertahan dengan kechinaan kamu dengan bangga.
Engkau orang India, banggalah dengan keindiaan kamu.
Engkau orang Arab, tetaplah jadi orang Arab.

Orang manapun.. Orang apapun kamu, walau agama gunalam lahir di tanah Jawa, tak perlu kamu kehilangan identitas atau jatidiri daerah asalmu.
Tak perlu rasanya bila kamu orang Papua yang menganut agama gunalam, terus latah sok-sokan tiap hari menggunakan pakaian Beskap dan Blangkon ala Jawa.
Dan bila kamu orang India yang memeluk agama gunalam, bila ada acara hajatan dan ingin menampilkan pertunjukan kesenian, cukuplah dengan kesenian India daerahmu saja.Tak wajib mempertunjukkan Ketoprak misalnya, atau tari Kuda Lumping ala Jawa.
Engkau orang Arab, tetaplah memanggil bapak ibumu, saudara, dan kawan-kawanmu dalam bahasa ibumu atau bahasa daerahmu. Tak perlu memanggil ibumu dengan sebutan "si mbok", panggil bapakmu dengan "romo", mas.. mbak yu..untuk memanggil saudaramu.
Tak perlulah kalian lakukan itu, apalagi itu ditujukan sebagai bentuk nilai kemuliaan.

Walau agama gunalam lahir di tanah Jawa, bukan berarti apa-apa yang berasal dari tanah Jawa menjadi pedoman dan tata nilai dalam perikehidupanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar