gunalam

gunalam


gunalam
Berdasarkan nurani dan akal sehat. Berguna bagi diri, keluarga, lingkungan, dan alam.

Ini adalah agama yang masih sangat goblok.. maka sudilah memberi pengetahuan.
Masih sangat kurang ajar.. maka sudilah memberi pengajaran.
Masih sangat tersesat.. maka sudilah memberi petunjuk.
Sangat tidak waras.. maka sudilah bantu menyadarkan.

Kesadaran dan keyakinan adanya Tuhan, adalah puncak kebodohan ilmu manusia.

Apa yang aku katakan tentang Tuhan, bukanlah pengetahuanku, melainkan hanya ideaku.

Tuhan menciptakan alam dengan sistem yang baku, yang disebut hukum alam atau takdir. Kita hidup di dalamnya. Di dalam sistemnya. Kita adalah bagian dari alam. Tuhan tidak akan mengingkari hukum alam atau takdir-Nya. Demi keadilanNya. Maka kamu bisa mempelajari dan memanfaatkannya.

Belajarlah ilmu alam. karena disana tersirat hukum Tuhan (takdir Tuhan). dan kau bisa memanfaatkan dalam hidup dan kehidupan.

Ketahui takdir Tuhanmu, dan kau bisa kuasai nasibmu.

Tuhan menciptakan alam dan seisinya. berikut sistem yg berlaku di dalamnya (takdir-Nya). maka demi keadilan-Nya. Dia tidak intervensi, hingga pada waktunya mengadili.

Tuhan menciptakan manusia dengan disertai kehendak bebas. dan sekali-kali Tuhan tidak akan menghalangi kehendak bebasmu.

Demi keadilan dan rasa tanggung jawab sebagai manusia, gunalam meyakini pada akhirnya akan ada hari pengadilan.

gunalam tidak menganggap agama lain sebagai saingan apalagi tandingan. sepanjang itu bermanfaat bagi hidupmu.. keluargamu.. lingkunganmu.. dan segenap alam, artinya dirimu telah melaksanakan ajaran gunalam.

apakah engkau Budha, Islam, Hindu, Kristen, Katolik, Konghucu, Yahudi, Ahmadiah, Gatholoco, Zoroaster, Kejawen, dll. bila engkau dalam hidupmu bermanfaat bagi diri.. keluarga.. lingkungan.. dan alam. maka engkau telah melaksanakan ajaran gunalam.

Tidak ada ayat-ayat tersurat dalam agama gunalam, yang ada adalah ayat-ayat tersirat yang ada di alam. Pelajari.. pahami.. dan manfaatkan untuk kemaslahatan bersama. Tak ada ayat-ayat baku yang membuat otakmu beku.

Tak ada tingkat status dalam agama gunalam. Semua kita sama. Sama-sama manusia pembelajar. Mencapai pencerahan diri. Tak ada pendeta, kyai, nabi, orang suci, ajengan, kepala suku, dll yg mengharuskan kita tertunduk sok sopan santun apalagi cium tangan.

Manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kepercayaan atau agamanya, tapi karena sikap perbuatannya.

Ibadah adalah wujud rasa syukur dan tanggungjawab sebagai makhluk Tuhan. Bukan karena takut akan tuntutan dan ancaman Tuhan kepadamu. Tak ada manfaat apapun dari ibadahmu terhadap Tuhan. Tuhan tetaplah Tuhan walau seluruh makhluk menyembah-Nya ataupun tidak.

Maka ibadah dalam gunalam adalah berbuat baik dan bermanfaat bagi diri.. keluarga.. lingkungan dan alam. Yang mana engkau berbuat baik karena itu memang baik dan bermanfaat. Tidak mengharap sesuatu di lain waktu. Juga tidak takut akan ancaman tertentu. [Gunabakti]

Berbahagialah orang-orang yang berguna bagi orang lain.. lingkungan.. dan alam sekitarnya.. Jika dilakukan dengan tulus.. maka dia akan mendapatkan tingkat bahagia sejati.. murni..
Kami tidak menggambarkan hadiah atas perbuatan baik itu. Seperti bidadari perawan yg jelita. Atau istana surga yg serba ada. Karena kami hanya ingin ketulusan hati dalam perbuatan. Di sanalah tempat kebahagian murni sejati.

gunalam memuliakan manusia dengan nurani dan akal sehatnya.. Bagi gunalam manusia bukanlah binatang sirkus yang bila menuruti gerakan yang inginkan pawangnya maka dapat hadiah.. bila tidak menuruti maka dapat hukuman..

Orang-orang gunalam adalah Manusia yang Merdeka menggunakan Nurani dan Akal Sehatnya untuk Berguna bagi Diri.. Keluarga.. Lingkungan dan Alam.

Apapun yang kamu lakukan.. tidak boleh merugikan diri.. orang laen.. lingkungan.. dan alam. karena ini bertentangan dengan sifat guna.

Kebenaran adalah kesalahan yang belum ditemukan.
Jangan percaya semua yang ku katakan padamu.. sebelum kau mengkajinya dengan kebijaksanaanmu..

Pada saatnya, gunalam bukanlah lagi karyaku, bukan ajaranku, bukan milikku.

Orang-orang gunalam bukan muridku, bukan santriku, bukan anak buahku, bukan bawahanku, bukan makmumku, bukan jamaahku, bukan ummatku.

Setiap manusia memiliki hak privacy untuk bergumul dengan keyakinannya. tanpa dicampuri, digurui, atau diganggu oleh makhluk apapun, apalagi aku.

Aku tidak akan berani, tidak bersedia, tidak mampu berada diantara manusia dengan keyakinannya.

Dalam diri aku, gunalam tidak aku niatkan untuk mempersaingkan diri dengan gerakan sosial, kemanusian, intelektual, sepiritual atau agama apapun. Tidak merebut apapun, tidak berkehendak menguasai apapun di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

gunalam itu adalah upaya setiap penganutnya, sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk mencari dan menemukan ketepatan dan keadilan hubungan antara sesama makhluk, alam semesta, dan dirinya sendiri.

Pencarian itu bisa dilakukan setiap orang gunalam di dalam kesendiriannya, bisa dengan berkumpul secara berkala, dengan berbagai ijtihad ilmu, berbagai cara budaya, berbagai alat tekhnologi sosial, berbagai perangakat jasad dan batin, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pencarian dan penemuan itu berlangsung dinamis, mandiri, dialogis, tidak ada ujung jalannya. tidak ada batas ruangnya. tidak ada disain dan target waktunya. sebab semua itu adalah perjalanan kerinduan terhadap yang sejati abadi.

gunalam itu dinamika tafsir tanpa ujung. Sehingga tidak ada jawaban dari pertanyaan 'apa itu gunalam' yang bersifat baku dan beku. meskipun akan ada 'peraturan' tertentu yang berlaku pada ruang dan waktu tertentu dengan disain nilai tertentu. Namun ia hanya sebuah titik, yang disusul oleh titik demi titik berikutnya menuju keabadian.

Kalau orang-orang lain, masyarakat, bangsa dan negaranya tidak memperhatikan dan tidak memperdulikan nilai gunalam, perilaku gunalam, dan orang gunalam... maka orang gunalam tidak terbebas oleh nilai gunalam, dari kewajiban gunalam untuk memperhatikan orang-orang lain, masyarakat, bangsa dan negaranya.

Kalau orang-orang lain, masyarakat, bangsa dan negaranya melecehkan, merendahkan dan memperhinakan nilai gunalam, perilaku gunalam, dan orang gunalam... maka orang gunalam mengerti tidak ada perlunya memberikan hal yang sama, karena makhluk receh remeh dan hina sudah receh remeh hina tanpa diper-receh-kan diper-remeh-kan dan diperhinakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar