gunalam

Senin, 30 Desember 2013

Menjadi gunalam


Istilahnya tidak masuk gunalam. Karena kata 'masuk' tentu berkonotasi bergerak ke dalam.
Nah.. kata  'dalam' ini kemudian diartikan sebagai ruang. Namanya juga 'ruang' tentu dia akan ada sekat pembatas dengan ruang lainnya atau sekedar tanda yang menentukan keberadaan ruang itu sendiri. Sedang apa yang dimaui gunalam itu tidak membangun ruang bernama gunalam untuk para penganutnya. Tapi memerdekakan, menggunakan nurani dan akal sehatnya bertujuan berguna bagi diri, keluarga, lingkungan, dan alam.

Menjadi gunalam itu merdeka. Lepas belenggu. Keluar ruang. Terbuka. Hingga mendapat sudut pandang yang luas. Lalu ada yang beranggapan dengan bebas merdeka itu orang gunalam adalah makhluk liar, ugal-ugalan, tak tau aturan dan lain sebagainya yang negatif. Ah.. itu adalah penilaian sepotong-sepotong. Jangan lupa bahwa orang gunalam itu merdeka menggunakan nurani dan akal sehatnya. Dari nurani dan akal sehat inilah akan terbit moral dan etika yang melahirkan tata nilai lalu kemudian aturan-aturan yang diperlukan. Ok lah mungkin ini akan kita bahas lebih panjang di lain kesempatan. Kali ini akan kita bahas tentang bagaimana menjadi orang gunalam.

Ketika ada yang bertanya, bagaimana caranya masuk agama gunalam?
Kok saya agak terganggu dengan istilah kata 'masuk' tersebut. Seolah gunalam itu adalah sebuah ruang. Walaupun bukan penjara, tapi setidaknya ini jadi bertentangan dengan konsep gunalam yang kita bangun dan kembangkan. Yaitu orang gunalam itu yang terbuka, terus belajar, tidak berdiri di sebuah titik mau beranjak dan melihat dari berbagai sudut pandang, merdeka. Kalau kita bayangkan seperti seseorang di tempat tebuka, terus bergerak, tidak diam di suatu titik. Jadi seperti orang plin-plan dong? Tidak, kembali saya katakan bahwa mereka menggunakan nurani dan akal sehatnya sebagai pedoman. Tujuannya jelas, yaitu berguna bagi diri, keluarga, lingkungan, dan alam. Dengan kata lain tidak merugikan semuanya itu. Orang gunalam bukan tipe pengekor, pembebek, atau pembeo. Mereka mandiri. Bisa saja pikiran dan sikapnya sama dengan saya atau orang lain, tapi tetap itu mereka lakukan semata-mata karena itu sesuai dengan nurani dan akal sehatnya sendiri.

Maka apa istilah yang tepat "masuk" agama gunalam?
Ya sederhana saja, cukup jangan gunakan kata 'masuk'. Bisa diganti dengan kata 'pindah' misalnya. Jadi pertanyaannya, "bagaimana cara pindah ke agama gunalam?"
Maka jawabnya adalah, keluar dari agamamu yang lalu dan gunakan nurani dan akal sehatmu untuk berguna bagi diri, keluarga, lingkungan, dan alam.

Begitu saja?
Kok sama sekali tidak menyinggung soal kepercayaan atau keyakinan pada sesuatu, misalnya Tuhan, Takdir, akhirat, surga neraka dan lain-lain seperti layaknya produk doktrin agama-agama lain?

Kembali saya katakan, Orang gunalam bukan tipe pengekor, pembebek, atau pembeo. Mereka mandiri. Bisa saja pikiran dan sikapnya sama dengan saya atau orang lain, tapi tetap itu mereka lakukan semata-mata karena itu sesuai dengan nurani dan akal sehatnya sendiri. Tentu yang sesuai dengan tujuannya bergunalam.
Adapun soal kepercayaan atau keyakinannya itu adalah hak dan privacy mereka. Jadi tidak perlulah namanya iman itu dipaksa-paksakan kepada mereka, dibujuk rayu, apalagi diancam ditakut-takuti. Bisa saja mereka sama percaya dengan keyakinan saya yang saya tulis di gunalam. Bisa juga tidak. Itu hak mereka.

Aneh?
Itulah gunalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar