gunalam

Kamis, 02 Agustus 2012

KENTUT


"berkali-kali bencana kok bangsa ini gak kapok-kapok ya...?" kata Petruk.

"kapok gimana Truk?", Gareng menimpali.

"lha ya itu.. masih ada aja orang yang ngumbar berbuat dosa merusak negeri ini, terutama para koruptor tuh..! apa gak takut tertimpa bencana lagi?!", sewot Petruk.


Bagong yang santai tiduran nyeletuk, "jadi bencana-bencana itu akibat rakyat negeri ini berbuat dosa terutama para koruptor itu? kurang ajarrr..!!!".

"lho.. la iya toh.. kan begitu kata para pemuka agama dikhotbah-khotbahnya..", jawab Petruk.

"maksudnya orang-orang yang tertimpa bencana itu adalah orang-orang yang berdosa..?", tanya Gareng.

"dengan kata laen, kita yang selamat hari ini adalah orang-orang suci tak berdosa?", Bagong menyambung.

Petruk terdiam.. merenung...
Bagong dan Gareng cengar-cengir...

"oooalaaaahhh... lole lole loleeee....!", kyai Semar datang menghampiri mereka. "kalian pikir.. orang-orang pinggiran di tepian pantai Meulaboh sono itu adalah para pendosa yang layak mendapatkan hukuman tsunami..? kalian sangka orang-orang miskin yang hidup dilereng-lereng gunung itu para penjahat negeri ini, hingga layak untuk digulung awan panas ato dilongsorkan tanahnya...? lalu kalian yang selamat dari bencana itu Ge eR, bahwa kalian adalah orang-orang suci yang terselamatkan..? oooalaaahhhh... lole loleeee....!", kata Semar dengan nada sedih.

"petruk tuh mo..", kata Gareng sambil nonyo kepala Petruk.

"iya mo.. Petruk tuh", Bagong juga tak mau disalahkan.

"hehehe... maaf mo, benul yang romo kyai katakan itu... saya juga heran.. kalo itu hukuman, napa bukan saya ato jakarta noh gudangnya para penjahat dan maling negeri ini yang tertimpa bencana.. piye mo.. Tuhan keknya gak adil neh?", tanya Petruk.

"ooooalahhhh... lole loleeee.... mungkin mereka yang terambil bencana itu sudah dinikahkan dengan nirwana, sedang kita yang selamat ini berjodoh dengan kebusukan dunia, huk huk huk...", jawab Semar terbatuk-batuk.

Lalu tiba-tiba terlintas bau busuk yang aneh...

"ya ampuuunnn benar-benar bau busuk neh.. apa ini kebusukan dunia mo?!", teriak Petruk sambil nutup hidung.

"bukan...! ini kentut romo Semar..!!! hueeekkk.. huekkkk...!", Bagong muntah-muntah

Gareng pingsan...

"hi hi hi hi .... kentutku ini anggap aja bencana, hi hi hi...  ini tidak ada hubungannya antara kasih sayangku ato rasa benciku kepada kalian. juga tak ada hubungannya dengan dosa-dosa kalian padaku. dari tadi perut romo mules, kalian masak apa tadi buat romo heh? hi hi hi.. sama juga dengan alam, perut romo ini cuma menjalani titah hukum alam. maka daripada mempertanyakan keadilan ato prilaku Tuhan, mending kalian pelajari hukum alam. bagemana terjadi gempa dan cara menghindari banyak korban, pelajari bagemana prilaku gunung berapi, pelajari struktur tanah agar terhindar dari longsor, pelajari prilaku cuaca, agar siap dengan banjirnya. jangan lupa pelajari masakan kalian agar romo gak kentut mulu dan bau busuk seperti ini, hi hi hi hi hi.... loleeee... lole...", Kyai Semar Bodronoyo berlalu pergi.


3 komentar:

  1. Lolee....lolee.....
    Blog kok abal abal kek gini sih romo...?

    gkgkgkkk.... Cruttt....!!

    BalasHapus
  2. haha.. bagus2 wacky, cukup menghibur.. lanjutken.. :)

    BalasHapus